Rumah Baca, cita-cita yang tertunda

Anak Gemar membaca
Saya masih ingat betul ketika masa-masa duduk di sekolah dasar dulu, ketika haus akan bahan bacaan, sementara disekolah masih minim buku bacaan. Ditengah kehausan itu saya mengaduk-ngaduk lemari sekolah untuk mencari bahan bacaan yang sekiranya saya senangi.  Hal inilah yang tak ingin terulang kepada anak-anak saya kelak dan terhadap anak-anak yang lain dilingkungan sekita saya tinggal.

Kecintaan dan kegemaran membaca dikalangan anak-anak jangan sampai terpasung hanya karena minimnya fasilitas buku. Alangkah indahnya melihat mereka duduk manis dengan mata terfokus pada buku bacaan yang dipegangnya. Apakah kita rela melihat semangat mereka pudar begitu saja dengan buku-buku yang ada hanya itu-itu saja. Atau bahkan tak ada sama sekali.

Bagi saya mendirikan Rumah Baca adalah cita-cita yang terpendam sekian lama. Berangkat dari pengalaman dimasa sekolah dasar dulu, Keinginan itu semakin kuat begitu melihat anak-anak begitu rajin bermain game PS dilingkungan sekitar saya. Maka saya berpikir inilah saatnya saya harus berbuat sesuatu. Harus ada yang mengarahkan mereka pada kegiatan positif. Bermain adalah hak mutlak anak-anak, namun mengontrolnya adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua.

Tantangan terberatnya adalah apakah buku bacaan bisa bersaing dengan game PS..? belum lagi tidak adanya kesadaran dari orangtua untuk mengarahkan anaknya untuk gemar membaca.

0 Response to "Rumah Baca, cita-cita yang tertunda"

Posting Komentar